Guru Kampung dalam Giat Literasi di Ujung Timur Pulau Flores

 

20 Mei 2022, malam melalui virtual zoom  Maksimus Masan Kian salah seorang pegiat literasi dari Flores sekaligus pemateri kelas inovasi menyampaikan pengalaman dalam menggiatkan literasi.

Sosok yang luar biasa dengan berbagai kegiatan literasi serta prestasi.

Dari pengalaman yang dipaparkan pemateri upaya yang dilakukan dalam menggiatkan literasi tidak hanya terhenti kepada siswanya saja tetapi memerlukan gerakan dan peran SDM secara menyeluruh. 

Sarana dan kondisi lingkungan bukanlah suatu hambatan dalam menggiatkan literasi. Alam lingkungan juga kehidupan sosial budaya juga merupakan bagian dari literasi yang dapat kita tuangkan dalam bentuk lierasi. 

Kaitannya dengan keterampilan berbahasa, bahwa setiap manusia tidak lepas dengan keterampilan menyimak, berbicara, menulis dan membaca. Keterampilan jika tidak dilatih, di bina maka kompetensi yang hendak kita raih tidak akan diperoleh  dengan maksimal.

Melalui kegiatan literasi kita dapat mengajak siswa berkawan dengan alam dan lingkungan yang kemudian di tuangkan dalam bentuk tulisan yang bermakna. 
Proses untuk meningkatkan kemampuan dalam literasi tentunya memerlukan pembentukan pola pikir yang positf. kembali kepada tujuan yang hendak kita capai, khususnya bagi peserta didik.
Melalui kegiatan literasi maka siswa akan mampu menganalisis keadaan sekitar, menyimak, menyampaikan informasi baik dalam bentuk lisan ataupun tulisan.
Selain peran satuan pendidikan dan guru, peran orangtua pun penting dalam memotvasi dan meningkatkan minat dalam berliterasi.






Pembelajaran Berbasis Proyek dalam Kurikulum Merdeka

Konsep Merdeka Belajar merupakan konsep penyederhanaan kurikulum dalam rangka melakukan mitigasi kehilangan pembelajaran akibat Pandemi COVID-19 dengan memberikan pilihan kepada sekolah untuk menggunakan kurikulum yang disederhanakan (kurikulum darurat) sehingga dapat berfokus pada penguatan karakter dan kompetensi mendasar. 
Kurikulum Merdeka sebagai opsi sekolah dalam rangka pemulihan pembelajaran. Kurikulum Merdeka memberikan guru keleluasaan untuk memilih berbagai perangkat ajar sehingga pembelajaran dapat disesuaikan dengan kebutuhan belajar dan minat peserta didik. Projek untuk menguatkan pencapaian profil pelajar Pancasila dikembangkan berdasarkan tema tertentu yang ditetapkan oleh pemerintah. 

Adapun karakteristik Kurikulum Merdeka adalah sebagai berikut: 
  1. Pembelajaran berbasis projek untuk pengembangan soft skills dan karakter sesuai profil pelajar Pancasila.
  2. Fokus pembelajaran pada materi esensial akan membuat pembelajaran lebih mendalam bagi kompetensi dasar seperti literasi dan numerasi.
  3. Guru memiliki fleksibilitas untuk melakukan pembelajaran berdiferensiasi sesuai kemampuan siswa dan melakukan penyesuaian dengan konteks dan muatan lokal.
Tahun ajaran 2022/2023 Implementasi Kurikulum Merdeka akan dilaksanakan sesuai dengan pilihan yang telah dilakukan masing-masing satuan pemdidikan.
Ada tiga pilihan berdasarkan survey dan hasil analisis yang dilakukan oleh kepala satuan pendidikan dalam hal ini kepala sekolah.

1. Mandiri Belajar
Pilihan Mandiri Belajar memberikan kebebasan kepada satuan pendidikan saat menerapkan Kurikulum Merdeka beberapa bagian dan prinsip Kurikulum Merdeka, tanpa mengganti kurikulum satuan pendidikan yang sedang diterapkan pada satuan pendidikan PAUD, kelas 1, 4, 7 dan 10.

2. Mandiri Berubah 
Mandiri Berubah memberikan keleluasaan kepada satuan pendidikan saat menerapkan Kurikulum Merdeka dengan menggunakan perangkat ajar yang sudah disediakan pada satuan pendidikan PAUD, kelas 1, 4, 7 dan 10.

3. Mandiri Berbagi
Pilihan Mandiri Berbagi akan memberikan keleluasaan kepada satuan pendidikan dalam menerapkan Kurikulum Merdeka dengan mengembangkan sendiri berbagai perangkat ajar pada satuan pendidikan PAUD, kelas 1, 4, 7 dan 10.

Implementasi pembelajaran berbasis proyek pada Kurikulum Merdeka menjadi salah satu pilar penting yang harus diimplementasikan untuk pengembangan karakter siswa.
Hal ini disampaikan pula oleh pemateri di Kelas Inovasi yang dilaksanakan pada tanggal 27 Mei 2022 oleh Sucik Ike Wahyuni, M. Pd. Project Based Learning (PjBL) merupakan pendekatan pengajaran yang dibangun di atas kegiatan pembelajaran dan tugas nyata yang memberikan tantangan bagi peserta didik yang terkait dengan kehidupan sehari-hari untuk dipecahkan secara berkelompok.
Pembelajaran berbasis proyek atau Project Based Learning (PBL) menjadi metode yang diterapkan untuk mewujudkan profil Pelajar Pancasila. Adapun Profil Pelajar Pancasila bertujuan mencetak generasi yang berkarakter Pancasila. 
Ada enam indikator untuk terlahir pelajar Pancasila, yakni beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia, berkebinekaan global, gotong-royong, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif.

Karakteristik model Project-based Learning diantaranya yaitu peserta didik dihadapkan pada permasalahan konkret, mencari solusi, dan mengerjakan projek dalam tim untuk mengatasi masalah tersebut.
Pada model PjBL peserta didik tidak hanya memahami konten, tetapi juga menumbuhkan keterampilan pada peserta didik bagaimanan berperan di masyarakat. Keterampilan yang ditumbukan dalam PjBl diantaranya keterampilan komunikasi dan presentasi, keterampilan manajemen organisasi dan waktu, keterampilan penelitian dan penyelidikan, keterampilan penilaian diri dan refleksi, partisipasi kelompok dan kepemimpinan, dan pemikiran kritis.
Melalui model PjBL maka peserta didik dapat merefleksikan ide dan pendapat mereka sendiri, dan membuat keputusan yang mempengaruhi hasil proyek dan proses pembelajaran secara umum, dan mempresentasikan hasil akhir produk.

Tahun 2024 menjadi penentuan kebijakan kurikulum nasional berdasarkan evaluasi terhadap kurikulum pada masa pemulihan pembelajaran. Evaluasi ini menjadi acuan Kemendikburistek dalam mengambil kebijakan lanjutan paska pemulihan pembelajaran.

Mengelola Taman Bacaan

Jum'at, 25 Maret 2022. Pertemuan-30 Kelas BM. Materi dengan tema "Mengelola Taman Bacaan" dengan Narasumber Bapak Bambang Purwanto, S.Kom., Gr. dengan nama panggilan Mr. Bams atau Ayah Salwa. Profil lengkap narasumber ada di sini. Moderator yang membersamai malam ini adalah Ibu Rosminiyati. 

Pertemuan malam ini merupakan penghujung kegiatan pelatihan kelas menulis, kegiatan yang telah banyak memberikan motivasi bagi peserta untuk konsisten dan berkomitmen dalam mengembangkan kemampuan menulis.

Malam ini Mr. Bams, memaparkan pengalaman beliau dalam mengelola Taman Bacaan.

Taman bacaan merupakan tempat yang memiliki bahan bacaan yang mudah diperoleh di lingkungan masyarakat. Juga dapat dijadikan alternatif untuk proses pembelajaran informal. Manfaat taman bacaan sebagai bentuk gerakan literasi yang diharapkan dapat meningkatkan budaya literasi.

Menurut Buku pedoman Pengelolaan Taman bacaan Masyarakat 2006:1), manfaat taman bacaan masyarakat : 1. Menumbuhkan minat, kecintaan dan kegemaran membaca. 2. Memperkaya pengalaman belajar bagi warga. 3. Menumbuhkan kegiatan belajar mandiri 4. Mempercepat proses penguasaan teknik atau ketrampilan.

Pengelolaan Taman Bacaan dapat dilakukan secara perorangan atau kelompok, dengan tujuan untuk memperkaya bahan bacaan bagi lingkungan sekitar. Selaian tempat membaca juga dapat digunakan sebagai tempat pelatihan dan pembinaan ketrampilan.  

Kini banyak di lingkungan masyarakat telah mengembangkan TBM, bahkan besinergi dengan lembaga pelatihan independent dengan tujuan menfasilitasi ketrampilan sesuai dengan pergerakan ekonomi berdasarkan kebutuhan masyarakat. 

Guru tak hanya mengajar. Guru bisa lakukan banyak hal. Kegiatan literasi sangat banyak sekali di sekolah. Guru sepantasnya menjadi buku sebagai sahabat yang bisa dicintai. Melalui kegiatan menulis maka guru akan mampu menciptakan karya-karya besar di dunia pendidikan, sebeb dunia guru tidak lepas dari siswa dan anak didik.

Blog Sebagai Sarana Pembelajaran

Rabu, 23 Maret 2022, Pertemuan ke-29  kelas BM 23 dengan Tema Blog Sebagai Sarana Pembelajaran. Narasumber adalah seorang Wanita Hebat Mayor Nani Kusmiyati, S.Pd, M.M, CTMP. Moderator yang membersamai selama kegiatan bapak Dail Maruf, M. Pd.

Di awal pertemuan narasumber menyampaikan bahwa menulis di blog seperti kita menulis dibuku catatan kita. Berbeda namun memiliki manfaat yang sama yaitu mengabadikan buah pikiran kita sendiri maupun pelajaran yang kita dapatkan dari sumber lain. Sumber lain itu dapat berupa buku, digital book, pengalaman orang lain maupun ilmu yang kita dapatkan dari guru kita, ketika kita masih belajar di bangku sekolah maupun kuliah.

Blog bukanlah sesuatu yang baru karena hampir setiap orang mengenal tentang blog. Bahkan bertahun-tahun yang lalu para penulis juga kaum akademia menggunakan blog untuk mengekspresikan ide, pengalaman dan ilmu yang di dapatkannya. Melalui blog dapat membantu mengingat kejadian-kejadian yang menarik baik dimasa lampau atau saat ini selain itu kita dapat mengekspresikan diri dengan ragam isi tema dan minat.

Blog salah satu media online yang memiliki banyak manfaat, sebagai pendidik kita dapat memanfaatkan berbagi konten pembelajaran bagi peserta didik bahkan memperkenalkan manfaat blog kepada siswa untuk tempat berlatih dalam mengembangkan kemampuan ber literasi. 

Kebebasan berekspresi dalam mengisi konten blog tentu saja harus disertai dengan etika berinternet, etika untuk tidak melakukan plagiat. Jika hendak mengambil kutipan atau gambar tentunya harus disertakan sumbernya. 

Kemampuan ber-literasi merupakan bagian penting sebagai pondasi segala ilmu, semua diawali dari diri yang kemudian disebarkan sebagai virus kebaikan. Fasilitas online, seperti Blog merupakan media yang mudah dan dapat diakses dengan cepat sebagai sarana untuk melatih menulis sehingga sebagai sarana pembelajaran yang komunikatif serta informatif.

Menulislah setiap hari dan buktikan apa yang terjadi-Om Jay

TEKNIK PROMOSI BUKU

Pertemuan 28 kelas BM 23, hari Senin, 21 Maret 2022.

Miss. Widya Setianingsih yang berperan sebagai moderator menyampaikan bahwa Bapak AKBAR ZAINUDIN, MM. MJW. narasumber malam ini adalah seorang trainer dan motivator nasional, pendiri PT. EMJEWE Training & Coaching serta perusahaan penerbitan MJW group. Penulis 13 buku motivasi. Buku terbaru beliau adalah The Power of Man Jadda Wajada. Semacam penyempurnaan dari Man Jadda Wajada seri pertama. Sudah cetakan ke-13 sudah beredar 55.000 eksemplar.
Profil lengkap beliau dapat mengunjungi tautan berikut 
Tema malam ini adalah "Teknik Promosi Buku".

STRATEGI PEMASARAN BUKU

Strategi pemasaran, termasuk buku terdiri dari empat hal, yang biasa disebut sebagai 4P, yaitu Product (Strategi Produk), Price (Strategi Harga), Place of Distribution (Distribusi), dan Promotion (Promosi). 

Strategi Produk
Untuk strategi produk merupakan tanggung jawab penerbit. Sebagai penulis lebih banyak memberikan masukan kepada penerbit siapa target pembaca kita dan apa kebutuhan mereka terhadap buku si penulis. Dengan demikian, konsep buku yang akan diterbitkan nanti menyesuaikan dengan kebutuhan dari target audiens. 

Strategi Harga
Menentukan harga buku juga biasanya menjadi tanggung jawab penerbit. Pada dasarnya penentuan harga buku, ada dua strategi. Pertama, adalah harga buku secara umum. Dan Kedua adalah buku dijual dengan harga premium (lebih mahal dibandingkan buku biasa). Harga buku bisa dijual lebih mahal jika mempunyai nilai tambah dibandingkan dengan buku-buku yang lain. Misalnya hard cover, ditambah bonus-bonus (voucher seminar, workshop, dan lain-lain)

Strategi Distribusi
Distribusi secara umum dibagi menjadi dua: distribusi tradisional dan distribusi non tradisional. Distribusi tradisional adalah melalui toko-toko buku, baik toko-toko buku jaringan nasional maupun toko buku lokal. 

Sedangkan distribusi non tradisional, di antaranya adalah: 
1. Melalui MLM (Multilevel Marketing)
2. Melalui Penjualan Langsung
3. Melalui Marketplace/e-Commerce (Lazada, Bukalapak, Tokopedia, Shopee,

Stategi Promosi
Program promosi bisa dilakukan oleh penerbit maupun penulis. Beberapa program promosi yang bisa dilakukan. 

Pertama, Launching buku. Adalah program untuk meluncurkan buku baru. Bisa di aula, masjid, lembaga pendidikan, hotel, di mana saja. Yang mengadakan bisa penerbit maupun penulis. Yang membiayai launching buku siapa? Bisa penerbit, bisa penulis. Kita perlu meyakinkan penerbit kalau buku kita akan laku, karena itulah mereka perlu menyelenggarakan program launching buku. 

Kalau di Gramedia, di toko-toko buku mereka ada tempat untuk launching buku. Kita bisa memanfaatkan tempat ini. Jadi kita promosikan acaranya, tempatnya di toko buku Gramedia. 

Kedua, Bedah Buku. Bedah buku adalah acara diskusi untuk membedah isi buku kita. Bedah buku ini bisa secara online maupun offline. Offline artinya kita menyelenggarakan bisa bekerjasama dengan berbagai lembaga. Lembaga pendidikan, perpustakaan, majlis taklim, masjid, dan sebagainya. 

Pokoknya, di semua tempat dan situasi yang memungkinkan, kita tawarkan bedah buku. Berapapun yang hadir, kita selenggarakan terus menerus. Apalagi sekarang ini eranya digital. Bukan berapa orang yang hadir yang penting, tetapi direkam lalu diupload di Medsos acara kita. InsyaAllah akan semakin membuat orang mengenal kita. 
Yang lebih mudah sekarang ini adalah bedah buku secara online. Kita undang orang-orang untuk ikut acara bedah buku bersama kita. Bisa di FB, IG, WA Grup, Zoom, dan sebagainya. 

Ketiga, melakukan seminar ataupun workshop sesuai dengan tema buku kita. Kalau saya bukunya motivasi dan menulis. Maka saya secara berkala menyelenggarakan seminar dan diklat terkait motivasi dan menulis. Seminar atau workshop ini, pertama-tama bolehlah dilakukan gratis. Karena target kita adalah mengenalkan buku kepada para peserta. Lakukan secara kontinyu, misalnya sebulan sekali. Kalau misalnya bisa offline, laksanakan di sekolah misalnya. Kalau tidak bisa offline, lakukan secara online. Bisa via WA, Zoom, FB, IG, dan sebagainya. 

Keempat, membangun komunitas. Komunitas yang kita bangun adalah komunitas yang kita sesuaikan dengan tema buku kita. Kalau buku kita temanya motivasi, maka kita tuliskan buku-buku tentang motivasi. Buku tentang guru, maka bangun komunitas guru. Buku tentang menulis, bangun komunitas menulis. Buku tentang Ice Breaking, bangun komunitas Ice Breaking. Buku tentang bahasa, bangun komunitas bahasa. 
Komunitas membuat kita lebih dekat dengan pembaca sehingga memudahkan kita untuk menawarkan mereka dalam membeli buku. 
Saya sendiri membangun banyak komunitas, ada komunitas guru, menulis, santri, remaja, bisnis, dan sebagainya. Semua komunitas itu ada bukunya. 

Kelima, membangun jaringan reseller. Reseller adalah orang-orang yang mau menjualkan buku kita dan mendapatkan buku dari hasil yang terjual. Kita berikan 20-30 persen komisi dari harga jual. Misalnya harga jual buku kita Rp 100.000, kita kasih 20-30%, kita berikan materi-materi yang terkait buku kita, sehingga lebih mudah bagi mereka untuk menjual.

Dewa Eka Prayoga, berhasil menjual 10.000 buku hanya dalam waktu 2 minggu melalui reseller ini. Tentu resellernya saja puluhan ribu, berbagai produk. Kalau kita sudah punya jaringan reseller, akan memudahkan kita menjual buku. 
Saya juga sedang membangun jaringan reseller ini. Belum banyak, baru sekitar 100an orang. InsyaAllah akan terus bertambah.

Keenam, jualan di marketplace. Buka toko di marketplace (Lazada, Shopee, Bukalapak, Tokopedia, dan sebagainya). Membuka toko di marketplace akan meluaskan promosi dan distribusi kita.   Yang penting keberadaan kita dan buku kita ada. Itulah pentingnya ada di marketplace. Jadi kalau ada orang mencari judul buku kita, bisa ditemukan.

Ketujuh, memanfaatkan media sosial (Medsos) untuk promosi buku. Manfaatkan sebaik-baiknya followers dan subscriber dengan memberikan informasi tentang buku. Setiap hari, kita buat status terkait tema buku yang kita tulis, sehingga orang semakin paham dengan buku yang kita tulis. 
Dan jangan setiap hari isinya jualan. Lebih banyak sharing-sharing, baru selling. Lebih banyak memberikan pengetahuan kepada para pembaca sehingga mereka merasa ada manfaat menjadi followers kita. 
Sharing-sharing apa saja, kalau perlu sesuai dengan kebutuhan mereka. Sehingga setiap hari, semakin lama akan semakin ada ikatan dengan pembaca. Kalau sudah begitu, akan memudahkan kita dalam proses memengaruhi pikiran orang dalam membeli buku.
Jadi, pada dasarnya kita ini memengaruhi orang agar mereka mau menjadikan buku sebagai kebutuhan utama. Dan memang, membaca akan banyak membuka wawasan, pengetahuan, dan pilihan dalam mengambil keputusan. 
Dengan bersama-sama membangun kebutuhan akan membaca, maka akan memudahkan kita dalam proses menjual buku.

Sebagai seorang penulis, kita juga harus memiliki beberapa keterampilan yang akan membantu proses penjualan buku. 

Pertama, keterampilan berbicara yang baik di depan umum (public speaking). Agar pada saat kita ada acara ataupun rekaman di Medsos dan YouTube, menjadi menarik bagi calon pembaca.

Kedua, kemampuan copywriting (membuat kata menarik untuk promosi dan penjualan). Ini salah satu keterampilan paling penting untuk menjual pada Abad 21. 

Ketiga, pemanfaatan teknologi informasi. Bagaimana memanfaatkan media sosial seperti YouTube, WA, IG, Facebook, Zoom, Webex, Google Meet, dan sebagainya. Karena eranya sekarang seperti itu. Kalau kita bisa memanfaatkan dengan baik, hidup akan lebih mudah.

Untuk memulai sesuatu pasti akan ada keraguan, namun dengan keraguan maka kita tidak akan pernah tahu apa yang akan terjadi esok.